Artikel
Ulasan Pasar: Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps
Berita Utama | 26-Sep-2022 07:49:23 - by boadmincontent

Zona Amerika

  • Sesuai ekspektasi the Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps sehingga suku bunga acuan berada di level 3-3,5%. Pimpinan the Fed menyebutkan kenaikkan agresif masih tetap akan dilakukan kedepannya karena tingkat inflasi masih berada di bawah target.

  • Pasar memprediksi bahwa suku bunga acuan akan berada di level 4,4% di bulan Desember dan 4,6% di akhir tahun 2023. Pertumbuhan ekonomi diprediksi tumbuh 0,2% secara tahunan di tahun 2022 dan 1,2% di tahun 2023.

  • Perekonomian di kuartal II yang final akan dirilis pekan ini, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan tumbuh -0,6% secara tahunan di kuartal II.

Zona Asia

  • Kondisi manufaktur China bulan September akan dirilis pekan ini diprediksi masih berada di level kontraksi atau 49an level.

Zona Indonesia

  • Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps di atas ekspektasi pasar sebesar 25 bps sehingga suku bunga acuan berada di level 4,25%. Kenaikan diluar ekspketasi ini agar inflasi dapat sesuai target 3 +/- 1% di 2H23 serta mendukung nlai tukar rupiah atas dollar.

  • Data pertumbuhan kredit secara tahunan untuk bulan Agustus tumbuh 10,62% vs 10,71% secara tahunan di bulan Juli sedikit mengalami penurunan tapi masih mencatatkan pertumbuhan di atas 10%.

  • Data investasi langsung dari pihak langsung kuartal III akan dirilis pekan ini setelah di kuartal II tumbuh 39,7% secara tahunan, pertumbuhan tertinggi selama 10 tahun terakhir.

Market View:

IHSG selama sepekan ditutup menguat 0,14% WoW di level 7.178,58. Pekan ini IHSG diharapkan akan kembali mencapai level tertinggi karena potensi akan terjadi window dressing akhir bulan September, data investasi langsung dari pihak luar negeri kuartal III yang diharapkan akan kembali mencatatkan rekor diharapkan dapat mendukung penguatan nilai tukar rupiah sehingga memberikan efek positif tambahan bagi IHSG. Asing mencatatkan pembelian bersih sebesar IDR 267,71 miliar selama sepekan (inflow YTD: IDR 73,02 T). Pada pekan lalu, hanya dua sektor yang mencatatkan penguatan adalah yaitu sektor kesehatan dan nonsiklikal masing-masing sebesar 1,11%, dan 0,86% secara mingguan.

Pada tanggal 23 September 2022, yield benchmark SUN 5 tahun (FR0090) naik menjadi 6,78%, yield benchmark 10 tahun (FR0091) naik menjadi 7,25%, yield benchmark SUN 15 tahun (FR0093) naik menjadi 7,02% dan yield benchmark 20 tahun (FR0092) naik menjadi 7,35%.

Untuk INDON 10 tahun (INDON 32), yield bergerak naik di level 4,98% dan yield US Treasury 10 tahun naik di 3,69% (dibandingkan dengan posisi per 16 September 2022 yaitu 4,49% dan 3,46%). Premi resiko Indonesia yang terefleksikan dalam CDS 5 tahun naik ke level 111.84 bps. Rupiah ditutup melemah 0,86 % WoW pada level 15,035.

Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 22 September 2022 tercatat sebesar IDR 743,23 Triliun atau sebesar (14,70% dari total outstanding-nya) menurun dibandingkan posisi per 16 September 2022 yaitu sebesar IDR 747,39  Triliun (14,87% dari total outstanding-nya).

Kasus harian covid-19 akibat varian omicron cenderung mengalami penurunan, pemerintah tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan dan mempercepat proses vaksinasi. Beberapa negara di Eropa berencana untuk mencabut pembatasan sosial akibat adanya covid-19 karena dianggap varian omicron bukanlah ancaman yang serius. Indonesia bukan tidak mungkin mengikuti langkah yang sama namun akan diambil kebijakan setelah mendapatkan masukan dari pakar epidemiologi. Mobilitas masyarakat yang kembali normal akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tetaplah berinvestasi!

 

Market Data:

JCI

Indonesia IDR
10yr (%)

Indon
10yr (%)

US Treasury
10yr (%)

USD/IDR

7,178

7,25

4,98

3,69

15,035


Economic Data:

Indonesia Neraca Perdagangan Agustus (USD)

Indonesia Ekspor Agustus (% YoY)

Indonesia Impor Agustus (% YoY)

5,76 miliar

30,15

32,81