Artikel
Kinerja Sektor Perbankan Akan Menjadi Katalis IHSG Pekan Ini
Berita Utama | 02-Mei-2025 11:40:55 - by admincontent2

United States

  • Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa ada jalan menuju kesepakatan tarif dengan China, meskipun ada sinyal yang bertentangan dari Beijing, yang membantah bahwa negosiasi sedang berlangsung. Bessent mencatat bahwa tingkat tarif yang tinggi saat ini “tidak berkelanjutan” dan memperkirakan bahwa de-eskalasi dapat mengarah pada kesepakatan pada prinsipnya, meskipun kesepakatan perdagangan penuh dapat memakan waktu berbulan-bulan. Sementara itu, para peritel AS memperingatkan Gedung Putih bahwa tarif tersebut dapat menyebabkan rak-rak toko kosong dan kenaikan harga.
  • Data ketenagakerjaan untuk bulan April akan dirilis minggu ini, dengan nonfarm payrolls diperkirakan akan meningkat 130.000, dibandingkan dengan penambahan 228.000 pada bulan Maret, sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap pada 4,2%.
  • PDB kuartal pertama 2025 juga akan dirilis minggu ini dan diperkirakan akan mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 0,4%, dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan sebesar 2,4% pada kuartal keempat 2024.
  • Data pendapatan pribadi dan pengeluaran pribadi untuk bulan Maret juga akan dirilis minggu ini, dengan perkiraan pertumbuhan bulan ke bulan masing-masing sebesar 0,4% dan 0,6%, dibandingkan dengan 0,8% dan 0,4% pada bulan Februari.
China
  • PMI Manufaktur untuk bulan April akan dirilis minggu ini dan diperkirakan akan memasuki fase kontraksi di 49,7, dibandingkan dengan fase ekspansi 51,2 yang tercatat di bulan Maret.
Indonesia
  • Neraca perdagangan untuk bulan Maret masih mencatat surplus sebesar US$4.329 juta, meningkat dari surplus US$3.117 juta di bulan Februari.
  • Seperti yang diharapkan, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya, dengan fokus pada penguatan rupiah terhadap dollar AS.
  •  PMI manufaktur Indonesia untuk bulan April akan dirilis minggu ini; di bulan Maret, PMI manufaktur tetap berada di fase ekspansif di 52,4.
  • Tingkat inflasi untuk bulan April juga akan dirilis minggu ini, dan diperkirakan akan mencatat pertumbuhan 2,5% tahun ke tahun dan 0,8% bulan ke bulan, dibandingkan dengan pertumbuhan inflasi 2,48% tahun ke tahun dan 1,65% bulan ke bulan di bulan Maret.

Market View

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat sebesar 3,74% dari minggu ke minggu, ditutup pada level 6.678,915. Minggu ini, IHSG diperkirakan akan melanjutkan kenaikan, didukung oleh perkembangan global, terutama negosiasi yang sedang berlangsung antara AS dan China, yang dapat membantu meredakan kekhawatiran tarif. Dari sisi domestik, sektor perbankan dijadwalkan akan merilis laporan keuangan yang diperkirakan akan sesuai dengan proyeksi dan memberikan tambahan dorongan positif bagi IHSG. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,15 triliun selama sepekan terakhir, sehingga secara year-to-date (YTD) menjadi Rp 50,72 triliun. Tiga sektor dengan performa terbaik secara mingguan adalah properti & real estate, teknologi, dan bahan dasar, yang masing-masing naik sebesar 5,48%, 5,23%, dan 5,14%.


Pada tanggal 25 April 2025, pasar obligasi Indonesia mencatat penurunan imbal hasil benchmark 5 tahun (FR0104) menjadi 6,58%, sementara imbal hasil 10 tahun (FR0103) juga turun menjadi 6,91%. Imbal hasil untuk tenor yang lebih panjang - 15 tahun (FR0106) dan 20 tahun (FR0107) - tetap stabil di 7,04% dan 7,00%. Sementara itu, imbal hasil obligasi INDON bertenor 10 tahun (INDON 34) turun menjadi 5,16%, dan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun menjadi 4,25%, turun dari 5,32% dan 4,33%, masing-masing pada 18 Maret 2025. Premi risiko Indonesia, yang tercermin pada CDS 5 tahun, juga menurun menjadi 96,34 bps. Selain itu, rupiah menguat sebesar 0,28% secara mingguan, menguat menjadi USD/IDR 16.830.

Per 24 April 2025, kepemilikan asing di pasar Surat Utang Negara (SUN) mencapai Rp895,14 triliun (14,28% dari total outstanding), naik dari Rp886,27 triliun (14,23% dari total outstanding) pada 18 April 2025.

The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga dua kali, dengan total 50 basis poin, pada tahun 2025, setelah menurunkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin pada tahun 2024. Perekonomian AS tetap berada di jalur yang tepat untuk melakukan soft landing, dengan pertumbuhan yang diproyeksikan sebesar 1,7% year-on-year (YoY) pada tahun 2025. Demikian pula, Bank Indonesia diperkirakan akan menerapkan kebijakan moneter ekspansif pada tahun 2025, yang diantisipasi akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pasar obligasi diprediksi akan bereaksi positif, didorong oleh membaiknya kondisi makroekonomi, diikuti oleh kinerja IHSG yang kuat. 

Market Data:

JCI

Indonesia IDR
10yr (%)

Indon
10 yr (%)

US Treasury
10yr (%)

USD/IDR

6,678

6,91

5,16

4,25

16.830

 

Economic Data:

Indonesia Trade Balance March (USD)

Indonesia Export March (% YoY)

Indonesia Import March (% YoY)

4,33 B

3,16

5,34