Artikel
Inflasi: Jawaban Mengapa Harus Berinvestasi
Berita Utama | 06-Nov-2019 14:12:54 - by boadmincontent

Pernah nggak ngebayangin kalo tahun 1980-an kalo teh kemasan botol harganya cuma Rp.300,-. Terus kenapa sekarang harganya bisa naik jadi Rp 5000,-? Kenapa harganya bisa naik setiap tahun sekitar 7,5%? Semua hal tersebut terjadi karena inflasi.


Dalam Ilmu Ekonomiinflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.


Inflasi ini pula yang menyebabkan kualitas nilai uang kita menurun di masa yang akan datang. Contohnya kalo di awal tahun dengan Rp5000, kita bisa makan semangkok bakso, maka sekarang kita hanya bisa dapat membeli gorengan sebanyak 4 buah. Atau untuk mendapatkan semangkok bakso sekarang, kita harus membayar lebih mahal.

 

Karena menabung saja tidak cukup

Sebagian besar masyarakat Indonesia menempatkan dananya pada produk perbankan. Beberapa alasan yang mendorongnya antara lain aman dan sangat likuid. Tapi tanpa disadari ternyata ada risiko penurunan kualitas dari nilai uang yang dimilikinya saat ini di masa yang akan datang. Yuk, kita lihat datanya!


Berdasarkan data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dari tahun 2003-2015, rata-rata suku bunga deposito penjaminan per tahunnya adalah 6,85% net. Di sisi lain, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), dalam kurun waktu yang sama rata-rata inflasi per tahun adalah 7,08%. Artinya dalam rentang waktu tersebut, kualitas nilai uang kita menurun sebanyak 0,23 % setiap tahunnya. Lantas bagaimana kalau kita hanya menaruh uang kita di tabungan? Tentunya akan lebih tinggi lagi gap-nya.

 

Jadi, apa yang harus kita lakukan agar nilai kualitas dari uang yang kita miliki saat ini tetap terjaga? Jawabannya adalah investasi. Tapi investasi kemana? Nah berikut adalah instrumen-instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan investasi.

 

a. Physical Asset

Umumnya orang tua kita sangat menyukai investasi pada aset-aset fisik (berwujud) seperti properti (rumah atau apartement) dan emas. Gak heran jika mereka melakukan itu karena peningkatan harga dari properti sangat tinggi dan harga emas yang sangat stabil (setara dengan tingkat inflasi). Belakangan banyak orang yang melakukan investasi pada aset fisik yang menjadi hobi mereka, seperti mobil klasik atau jam tangan bermerek. 

 

Namun kelemahannya adalah: membutuhkan dana yang besar untuk bisa berinvestasi di aset ini dan juga aset-aset tersebut tidak likuid atau sulit dijual ketika kita sedang membutuhkan dana. Atau jikapun dijual, terpaksa harus menjual di bawah harga pasar.

 

a. Financial Asset

Jika investasi pada aset-aset fisik (berwujud) investor harus mengeluarkan dana besar dan sulit mencairkan/menjual ketika butuh, lain halnya dengan berinvestasi pada instrumen investasi aset finansial. Aset finansial dapat dibeli dan dijual kapan saja melalui mekanisme pasar atau pihak yang menerbitkannya.

 

Aset finansial yang umum diketahui saat ini sebagai sarana investasi adalah efek-efek yang di pasar modal, antara lain saham dan obligasi. Namun untuk berinvestasi di instrumen ini, investor dituntut untuk mempunyai ilmu dan keahlian serta waktu yang cukup untuk melakukan analisa, baik analisa pasar maupun analisa instrumen yang akan diinvestasikan. Hal ini dimaksudkan agar keputusan investasi yang diambil memang berdasarkan alasan yang rasional bukan karena ikut-ikutan pasar. Karena jika demikian yang terjadi malah rugi yang didapat.

 

Lantas bagaimana jika kita tidak mempunyai kemampuan atau tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan analisa pasar namun ingin berinvestasi di pasar modal? Tidak perlu khawatir, karena ada Reksa Dana.

 

Ingin tahu mengenai lebih detail mengenai Reksa Dana Danareksa, mulai dari manfaatnya, risikonya ataupun jenis-jenisnya, tunggu artikel yang akan datang yah! Atau jika sudah tidak sabar untuk berinvestasi, langsung aja telepon ke Layanan Nasabah DIM di nomor (021) 1500-688 (Tekan 2 untuk DIM).

Selamat berinvestASIK