Mohon tunggu, kami sedang memproses pembayaran Anda.
Mohon untuk tidak menutup atau melakukan reload halaman ini.
Terima Kasih.
- Pendapatan personal di Amerika Serikat pada Agustus tumbuh 0,4% secara bulanan, sama dengan pertumbuhan pada Juli. Pengeluaran personal Agustus naik 0,6% mom, lebih tinggi dibandingkan Juli yang sebesar 0,5% mom. Kuatnya data pengeluaran personal dari Juni hingga Agustus meningkatkan keyakinan pasar bahwa konsumsi masyarakat pada kuartal III dapat tumbuh sekitar 3% (annualized), lebih baik dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya yang tercatat 2,5% (annualized).
- Data ketenagakerjaan September akan dirilis pekan ini, dengan nonfarm payroll diperkirakan bertambah 50.000, membaik dari Agustus yang tercatat 22.000. Tingkat pengangguran diprediksi tetap stabil di 4,3%. Data ketenagakerjaan menjadi salah satu indikator utama bagi The Fed, pasar saat ini memperkirakan suku bunga acuan masih akan diturunkan sebanyak dua kali hingga akhir 2025.
- NATO memperingatkan Rusia bahwa setiap pelanggaran wilayah udara berikutnya akan ditanggapi dengan tegas, termasuk kemungkinan penembakan pesawat tempur. Insiden terbaru melibatkan tiga jet MiG-31 Rusia yang memasuki wilayah udara Estonia, yang dinilai sebagai manuver sengaja. Meskipun Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontradiktif terkait Rusia dan NATO, pejabat Eropa menilai eskalasi ini lebih condong pada operasi hibrida seperti serangan siber atau sabotase daripada serangan militer konvensional.
- Indeks manufaktur China untuk September yang akan dirilis pekan ini diperkirakan tetap berada di fase kontraksi, yakni di level 49,6, relatif sama dengan Agustus yang tercatat 49,4.
- Pernyataan terakhir dari Kementerian Keuangan menyebutkan bahwa pemerintah masih melakukan kajian terkait insentif yang tepat untuk mendorong repatriasi dana dolar AS yang selama ini disimpan di luar negeri. Oleh karena itu, beberapa anggota Himbara menghapus pernyataan di situs resminya yang sebelumnya menyebutkan rencana kenaikan suku bunga deposito USD menjadi 4%.
- Indeks manufaktur Indonesia untuk September yang diperkirakan masih berada di fase ekspansi, setelah pada Agustus tercatat sebesar 51,5.
- Inflasi September yang diprediksi tetap terkendali di 2,52% yoy, sedikit meningkat dibandingkan inflasi Agustus sebesar 2,31% yoy.
- Neraca perdagangan Agustus yang diperkirakan masih mencatat surplus sekitar US$ 3,997 miliar, meski lebih rendah dibandingkan Juli yang surplus sebesar US$ 4,174 miliar.
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,60% sepanjang pekan lalu dan ditutup pada level 8.099. IHSG diperkirakan masih berpeluang melanjutkan penguatan pekan ini, didorong oleh rilis sejumlah data domestik yang diprediksi tetap solid dan mampu menopang pergerakan pasar.
- Dari sisi aliran modal, investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp7,38 triliun sepanjang pekan lalu. Namun, secara year-to-date aliran modal asing masih mencatatkan arus keluar sebesar Rp54,21 triliun. Secara sektoral, penguatan terbesar terjadi pada sektor industri (+7,79%), konsumsi non-siklikal (+6,34%), serta properti dan real estate (+5,41%).
- Pada perdagangan 26 September, yield obligasi pemerintah naik pada tenor 5 tahun dan 10 tahun yang masing-masing tercatat di level 5,55% dan 6,40%. Sementara itu, yield tenor 15 tahun dan 20 tahun relatif stabil di level 6,78% dan 6,89%.
- Di pasar global, yield obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi dolar AS tenor 10 tahun (INDON 35) berada di level 4,96%, relatif datar dibandingkan 4,92% pada 19 September. Hal serupa terjadi pada yield US Treasury tenor 10 tahun yang stabil di 4,19% dari sebelumnya 4,14% pada periode yang sama. Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun, yang mencerminkan persepsi risiko negara, naik menjadi 84,07 bps. Dari sisi nilai tukar, rupiah melemah 0,91% sepanjang pekan lalu dengan kurs USD/IDR ditutup di level 16.741 pada 26 September 2025.
- Per 24 September 2025, kepemilikan asing pada Surat Utang Negara (SUN) tercatat Rp912,39 triliun atau 14,20% dari total outstanding, turun dari Rp918,31 triliun atau 14,34% pada 19 September.