Artikel
Market Update: Ulasan Pasar 29 Maret 2021
Berita Utama | 31-Mar-2021 14:01:45 - by boadmincontent

Zona Amerika

  • Di depan kongres, pimpinan The Fed, menyatakan bahwa akan tetap menerapkan kebijakan akomodatif selama diperlukan dalam rangka pemulihan ekonomi AS. Terkait kenaikan yield US Treasury, menurutnya adalah hal yang wajar karena pasar bereaksi terkait program vaksinasi dan prospek perekonomian AS yang akan pulih.
  • Menteri keuangan memberikan pernyataan di depan kongres bahwa AS memiliki kapasitas lebih untuk menaikkan porsi hutang, namun dalam jangka panjang, pemerintah harus menaikkan pendapatan untuk mengkompensasi kenaikan hutang.
  • Baik Menteri Keuangan maupun pimpinan the Fed, memberikan pernyataan yang sama di depan kongres bahwa perekonomian akan pulih dengan cepat namun perbaikan di pasar tenaga kerja akan membutuhkan waktu yang lama.

Zona Eropa

  • Muncul kekuatiran adanya gelombang ketiga wabah covid-19 karena kembali meningkatnya kasus covid-19 sehingga beberapa wilayah di zona Eropa kembali mengimplementasikan kebijakan lockdown. Hal ini yang memberikanefek koreksi di pasar modal global khususnya pasar saham termasuk IHSG pekan lalu.

Zona Indonesia

  • Inflasi bulan Maret akan dirilis pekan ini, Bank Indonesia memprediksi inflasi hanya tumbuh 0,08% mom vs 0,1% mom bulan Februari.
  • Agar program vaksinasi dapat berhasil, pemerintah memutuskan untuk melarang aktivitas mudik ketika lebaran nanti. Meski aktivitas mudik dilarang, perekonomian Indonesia di tahun 2021 diproyeksikan masih tetap tumbuh karena warga DKI yang memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 20% akan lebih berani untuk melakukan konsumsi terutama setelah adanya program vaksinasi. 

Market View:

IHSG ditutup melemah -2,53% WoW selama sepekan di level 6.195,56. Setelah dalam 5 pekan terkakhir IHSG bergerak di level 6200-6300an, akhirnya pada pekan lalu ditutup di bawah 6200. Hal ini karena adanya kekuatiran bahwa gelombang covid-19 ketiga akan muncul setelah beberapa negara di zona Eropa kembali menerapkan lockdown. IHSG diharapkan akan kembali bergerak di zona 6200-6300an karena berhasil rebound di level support pada 6000 pekan lalu, sedangkan berdasarkan fundamental pertumbuhan ekonomi tahun 2021 masih tetap tumbuh sesuai ekspektasi dan adanya program vaksinasi turut mendukung pemulihan perekonomian. Asing mencatat penjualan bersih sebesar IDR 22,04 miliar selama sepekan (inflow YTD: IDR 10,20 T). Pada pekan lalu, sektor yang mencatatkan penguatan hanya sektor pertanian,pertambangan dan perdagangan masing-masing sebesar 0,13%,0,06%, dan 0,64%. 

Pada tanggal 26 Maret 2021, yield benchmark SUN 5 tahun (FR0086) turun menjadi 5,79%, yield benchmark 10 tahun (FR0087) turun menjadi 6,70%, yield benchmark SUN 15 tahun (FR0088) turun menjadi 7,17% dan yield benchmark 20 tahun (FR0083) flat menjadi 7,47%

Untuk INDON 10 tahun (INDON 31), yield bergerak flat di level 2.22% dan yield US Treasury 10 tahun turun di 1.66% (dibandingkan dengan posisi per 19 Maret 2021 yaitu 2,22% dan 1,73%). Premi resiko Indonesia yang terefleksikan dalam CDS 5 tahun naik ke level 85,34 bps. Rupiah ditutup melemah -0,28%  WoW pada level 14,446.

Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 24 Maret 2021 tercatat sebesar IDR 952,57 Triliun atau  sebesar (22,99% dari total outstanding-nya) menurun dibandingkan posisi per 19 Maret 2021 yaitu sebesar IDR 953,37  Triliun (23,10% dari total outstanding-nya).

Pasar modal Indonesia khususnya pasar saham masih cukup menarik di tahun 2021. Setelah tahun 2020 IHSG dapat ditutup melebihi ekspektasi konsensus di level 5700-5800an, bukan tidak mungkin IHSG bergerak ke arah positif sesuai konsensus di level 6800an di tahun 2021. Hal ini didukung oleh pemulihan ekonomi karena program vaksinasi akan mulai dilakukan pertengahan januari 2021, nilai tukar rupiah yang menguat sebagai efek pelemahan dollar karena masih banyaknya stimulus global yang diberikan, suku bunga rendah yang masih terjaga, dan peningkatan nilai investasi di Indonesia atas dampaknya penerapan omnibus law.

Tetaplah berinvestasi!

 

Market Data:

JCI

Indonesia IDR
10yr (%)

Indon
10yr (%)

US Treasury
10yr (%)

USD/IDR

6,195

6,7

2,22

1,66

14,446


Economic Data:

Indonesia Neraca Perdagangan Februari (USD)

Indonesia Ekspor Februari (% YoY)

Indonesia Impor Februari (% YoY)

2,01  miliar

8,56

14,86

*Data per akhir minggu.

Perhatian:

• Publikasi ini bukan merupakan suatu bentuk tawaran untuk menjual atau membeli efek atau derivatifnya yang termuat dalam publikasi ini. Isi dari publikasi ini bukan merupakan nasehat investasi kepada pihak manapun. Rekomendasi yang termuat dalam publikasi ini belum tentu sesuai untuk setiap calon investor. Meskipun seluruh  informasi yang termuat dalam publikasi ini diperoleh dari sumber yang kami percaya, namun kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapannya. Pendapat dan rekomendasi yang termuat dalam publikasi ini berlaku terbatas pada tanggal pembuatan dan setiap saat dapat berubah dan diubah oleh PT Danareksa Investment Management (“DIM”) tanpa pemberitahuan sebelumya. DIM tidak berkewajiban memperbaharui atau menambahi informasi yang termuat dalam publikasi ini. Publikasi ini ditujukan sebagai informasi dan tidak bertujuan untuk membentuk suatu dasar keputusan investasi. Investor harus menetapkan sendiri setiap keputusan sesuai dengan kebutuhan dan strategi investasi dengan mempertimbangkan masalah hukum, pajak dan akuntasi. DIM maupun setiap karyawan dan afiliasinya tidak bertanggung jawab terhadap setiap keputusan investasi yang diambil oleh investor.

• Hak milik atas bentuk dan isi presentasi ini sepenuhnya dilindungi oleh peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia khususnya tentang hak cipta bagi kemanfaatan DIM. Tidak diperkenankan seorangpun melakukan fotokopi, menyalin, mereproduksi baik secara manual maupun elektronik atau dengan cara apapun sebagian atau seluruhnya yang dapat berakibat dokumen ini digandakan dan digunakan baik untuk tujuan ekonomis atau tujuan lainnya tanpa ada persetujuan terlebih dahulu dari DIM. Investasi melalui Reksa Dana mengandung risiko. Calon Pemodal wajib membaca dan memahami Prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui Reksa Dana.  Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Reksa Dana adalah produk pasar  modal dan BUKAN merupakan produk perbankan; BUKAN  merupakan bagian dari simpanan pihak ketiga yang terikat pada jangka waktu tertentu serta TIDAK termasuk objek dalam program penjaminan pemerintah.