Artikel
Market Update: Ulasan Pasar 5 April 2021
Berita Utama | 05-Apr-2021 16:13:35 - by boadmincontent

Zona Amerika

  • Data ketenagakerjaan di bulan Maret menunjukkan pemulihan sebagai efek relaksasi aktivitas lockdown dan program fiskal stimulus terbaru. Nonfarm payroll bertambah 916.000 tertinggi sejak Agustus 2020 dan tingkat pengangguran berada di level 6%.
  • Pekan lalu, presiden AS mengajukan anggaran senilai $2 Triliun terkait program infrastruktur dan pemulihan ekonomi akibat adanya wabah covid-19. Untuk membiayai belanja ini, pemerintah berencana untuk menaikkan pajak korporasi hingga 28%. Tampaknya pengesahan anggaran ini menjadi UU akan membutuhkan waktu yang lama karena pihak republik keberatan dengan rencana kenaikan pajak korporat dan anggaran sebaiknya hanya senilai $ 600 miliar dengan fokus di bidang infrastruktur.
  • Negara yang tergabung dalam opec+ setuju untuk mengurangi suplai mulai bulan Mei karena krisis wabah covid-19 belum usai dan permintaan atas minyak masih akan terganggu. Arab Saudi bersedia untuk mengurangi supplai 1 juta barrel per day mulai bulan Mei.

Zona Indonesia

  • Kondisi manufaktur di bulan Maret masih menunjukkan tren pemulihan dan berada di fase ekspansi, setelah di bulan Februari manufaktur tercatat di level 50,9, di bulan Maret meningkat menjadi 53,2.
  • Inflasi bulan Maret hanya tumbuh 0,08% mom di bawah konsensus 0,14% mom serta menurun di bandingkan inflasi di bulan Februari yang meningkat 0,1% mom.
  • Data cadangan devisa bulan Maret akan dirilis tanggal 7 April, diprediksi cadangan devisa akan mengalami penurunan karena pelemahan nilai tukar rupiah.

Market View:

IHSG ditutup melemah -2,97% WoW selama sepekan di level 6.011,46. IHSG masih belum dapat bergerak di level 6200-6300an seperti dalam 5 pekan terkahir. Namun diharapkan data-data yang menunjukan pemulihan akibat relaksasi lockdown, program vaksinasi, dan program fiskal stimulus akan berdampak positif bagi pasar saham global termasuk IHSG. Seperti membaiknya data ketenagakerjaan AS di bulan Maret memberikan efek positif bagi pasar saham AS yang diharapkan memberikan sentimen positif pula bagi IHSG. Asing mencatat penjualan bersih sebesar IDR 2,3 Triliun selama sepekan (inflow YTD: IDR 7,60 T). Pada pekan lalu, seluruh sektor mencatatkan pelemahan, tiga sektor yang mencatatkan pelemahan terbesar adalah keuangan,pertambangan,dan aneka industri masing-masing sebesar -4,45%, -3,96%, dan -3,51%.

Pada tanggal 1 April 2021, yield benchmark SUN 5 tahun (FR0086) naik menjadi 5,83%, yield benchmark 10 tahun (FR0087) turun menjadi 6,67%, yield benchmark SUN 15 tahun (FR0088) turun menjadi 6,57% dan yield benchmark 20 tahun (FR0083) turun menjadi 7,36%.

Untuk INDON 10 tahun (INDON 31), yield bergerak flat di level 2.27% dan yield US Treasury 10 tahun naik di 1.71% (dibandingkan dengan posisi per 26 Maret 2021 yaitu 2,22% dan 1,66%). Premi resiko Indonesia yang terefleksikan dalam CDS 5 tahun naik ke level 86,23 bps. Rupiah ditutup melemah -0,76%  WoW pada level 14,577.

Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 31 Maret 2021 tercatat sebesar IDR 951,41 Triliun atau  sebesar (22,89% dari total outstanding-nya) meningkat dibandingkan posisi per 26 Maret 2021 yaitu sebesar IDR 950,92  Triliun (22,88% dari total outstanding-nya).

Pasar modal Indonesia khususnya pasar saham masih cukup menarik di tahun 2021. Setelah tahun 2020 IHSG dapat ditutup melebihi ekspektasi konsensus di level 5700-5800an, bukan tidak mungkin IHSG bergerak ke arah positif sesuai konsensus di level 6800an di tahun 2021. Hal ini didukung oleh pemulihan ekonomi karena program vaksinasi akan mulai dilakukan pertengahan januari 2021, nilai tukar rupiah yang menguat sebagai efek pelemahan dollar karena masih banyaknya stimulus global yang diberikan, suku bunga rendah yang masih terjaga, dan peningkatan nilai investasi di Indonesia atas dampaknya penerapan omnibus law.

Tetaplah berinvestasi!

Market Data

JCIIndonesia IDR 10yr (%)Indonesia USD 10yr (10%)US Treasury 10yr (%)USD/IDR
6.0116.672.271.71

 14.577

Economic Data

Indonesia Trade Balance Februari (USD)Indonesia Export Feb (%YoY)Indonesia Impor Feb (%YoY)
2.01 miliar8.5614.86

*Data per akhir minggu.


*Data per akhir minggu.

Perhatian:

• Publikasi ini bukan merupakan suatu bentuk tawaran untuk menjual atau membeli efek atau derivatifnya yang termuat dalam publikasi ini. Isi dari publikasi ini bukan merupakan nasehat investasi kepada pihak manapun. Rekomendasi yang termuat dalam publikasi ini belum tentu sesuai untuk setiap calon investor. Meskipun seluruh  informasi yang termuat dalam publikasi ini diperoleh dari sumber yang kami percaya, namun kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapannya. Pendapat dan rekomendasi yang termuat dalam publikasi ini berlaku terbatas pada tanggal pembuatan dan setiap saat dapat berubah dan diubah oleh PT Danareksa Investment Management (“DIM”) tanpa pemberitahuan sebelumya. DIM tidak berkewajiban memperbaharui atau menambahi informasi yang termuat dalam publikasi ini. Publikasi ini ditujukan sebagai informasi dan tidak bertujuan untuk membentuk suatu dasar keputusan investasi. Investor harus menetapkan sendiri setiap keputusan sesuai dengan kebutuhan dan strategi investasi dengan mempertimbangkan masalah hukum, pajak dan akuntasi. DIM maupun setiap karyawan dan afiliasinya tidak bertanggung jawab terhadap setiap keputusan investasi yang diambil oleh investor.

• Hak milik atas bentuk dan isi presentasi ini sepenuhnya dilindungi oleh peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia khususnya tentang hak cipta bagi kemanfaatan DIM. Tidak diperkenankan seorangpun melakukan fotokopi, menyalin, mereproduksi baik secara manual maupun elektronik atau dengan cara apapun sebagian atau seluruhnya yang dapat berakibat dokumen ini digandakan dan digunakan baik untuk tujuan ekonomis atau tujuan lainnya tanpa ada persetujuan terlebih dahulu dari DIM. Investasi melalui Reksa Dana mengandung risiko. Calon Pemodal wajib membaca dan memahami Prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui Reksa Dana.  Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Reksa Dana adalah produk pasar  modal dan BUKAN merupakan produk perbankan; BUKAN  merupakan bagian dari simpanan pihak ketiga yang terikat pada jangka waktu tertentu serta TIDAK termasuk objek dalam program penjaminan pemerintah.