Artikel
Market Update: Ulasan Pasar 24 Mei 2021
Berita Utama | 27-Mei-2021 09:45:37 - by boadmincontent

Zona Amerika

  • Mengacu pada hasil pertemuan the Fed bulan April, beberapa partisipan menyarankan agar perlu dikomunikasikan terkait pengetatan moneter bila memang pemulihan perekonomian terjadi dalam waktu yang cepat. Namun perlu dicatat bahwa pertemuan the Fed di bulan April dilakukan sebelum adanya data nonfarm payroll yang menunjukkan pelemahan. Terkait dengan kenaikan inflasi, the Fed masih menganggap hal ini belum menjadi resiko yang besar karena kenaikan inflasi hanya bersifat sementara.
  • Data pertumbuhan ekonomi kuartal I-21 revisi yang kedua akan dirilis pekan ini yang diprediksi tumbuh 4.1% annualized vs 1.9% annualized kuartal IV-20.

Zona Eropa

  • Pimpinan ECB menyatakan bahwa belum ada rencana untuk menerapkan pengetatan moneter dalam waktu dekat. Menurutnya kenaikan inflasi di tahun 2021 hanya bersifat sementara.

Zona Indonesia

  • Surplus neraca perdagangan bulan April menunjukkan peningkatan menjadi US$ 2.19 miliar vs US$ 1.57 miliar bulan Maret. Meski aktivitas impor meningkat menjadi 29.93% yoy vs 25.73% yoy bulan Maret, nilai ekspor juga mengalami peningkatan yang signifikan dari 30.47% yoy menjadi 51.94% yoy di bulan April. Data ekspor yang naik signifkan inilah yang menjadi penyebab terjadinya peningkatan surplus di bulan April.
  • Bank Indonesia akan membahas kebijakan moneter pekan ini yang diprediksi belum ada perubahan suku bunga acuan.
  • Indonesia kembali mencatatkan Current Account Deficit di kuartal I-21 sebesar -0.4% atas GDP, hal ini sesuai ekspektasi pasar karena adanya perbaikan perekonomian setelah dua kuartal sebelumnya mencatatkan surplus.

Market View:

IHSG ditutup melemah 2,78% WoW selama sepekan di level 5.773,12. Pergerakan IHSG saat ini belum sejalan dengan ekspektasi perbaikan pertumbuhan ekonomi yang akan dimulai kuartal II-21. Terkait peningkatan kasus covid-19, seharusnya kondisi saat ini lebih terkendali karena pemerintah telah melakukan tindakan preventif yaitu berupa pelarangan mudik serta penutupan beberapa tempat wisata agar peningkatan kasus seperti akhir Desember-20 dapat dihindari. Namun terkendalinya kasus covid-19 baru dapat dikonfirmasikan pada beberapa pekan mendatang. Asing mencatatkan penjualan bersih sebesar IDR 510,20 miliar selama sepekan (inflow YTD: IDR 6,01T). Pada pekan lalu, terdapat empat sektor yang mencatatkan penguatan yaitu sektor industrial, teknologi, infrastruktur dan transportasi dan logistik masing-masing sebesar sebesar 0.22%, 5.27%, 0.95%, dan 2.76%.

Pada tanggal 21 Mei 2021, yield benchmark SUN 5 tahun (FR0086) flat menjadi 5,55%, yield benchmark 10 tahun (FR0087) naik menjadi 6,43%, yield benchmark SUN 15 tahun (FR0088) flatmenjadi 6,29% dan yield benchmark 20 tahun (FR0083) naik menjadi 7,13%

Untuk INDON 10 tahun (INDON 31), yield bergerak meningkat di level 2.34% dan yield US Treasury10 tahun turun di 1.62% (dibandingkan dengan posisi per 11 Mei 2021 yaitu 2,26% dan 1,64%). Premi resiko Indonesia yang terefleksikan dalam CDS 5 tahun naik ke level 78,88 bps. Rupiah ditutup melemah 1,19%  WoW pada level 14,375.

Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 20 Mei 2021 tercatat sebesar IDR 953,32 Triliun atau  sebesar (22,84% dari total outstanding-nya) menurun dibandingkan posisi per 11 Mei 2021 yaitu sebesar IDR 965,11  Triliun (22,70% dari total outstanding-nya).

Terkait kenaikan inflasi global, dunia global meyakini bahwa hal ini bersifat sementara sehingga seharusnya kebijakan pengetatan moneter tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Seharusnya hal ini menguntungkan bagi pasar modal Indonesia karena situasi global cukup kondisif. Pasar modal Indonesia harusnya sejalan dengan perbaikan perekonomian Indonesia yang diprediksi mulai terjadi di kuartal II-21 sedangkan terkait kasus covid-19 diharapkan dapat terkendali karena pemerintah telah melakukan tindakan preventif berupa pelarangan mudik dan penutupan tempat wisata.  Jika risiko global mulai berkurang, kami menyarankan untuk melakukan investasi di pasar saham karena konsep high risk high return akan mulai terimplementasi, IHSG menawarkan potensi imbal hasil yang menarik saat ini bila melihat level IHSG di tahun 2021 yang akan menyentuh level 6.800an sesuai prediksi konsensus.

Tetaplah berinvestasi!

Market Data

JCIIndonesia IDR 10yr (%)Indonesia USD 10yr (10%)US Treasury 10yr (%)USD/IDR
5.7736.432.341.62

 14.375

Economic Data

Indonesia Trade Balance Maret (USD)Indonesia Export Mar (%YoY)Indonesia Impor Mar (%YoY)
2.19 miliar51.9429.93

*Data per akhir minggu.