Artikel
Ulasan Pasar 17 Januari 2022
Berita Utama | 17-Jan-2022 11:51:22 - by boadmincontent

Zona Amerika

  •  Hasil pertemuan the Fed bulan Desember telah dirilis. Para pengambil kebijakan kuatir terkait inflasi yang terus tinggi dan pasar tenaga kerja hampir mencapai level optimum. Oleh sebab itu, kebijakan moneter akan segera diterapkan yaitu pengurangan program pembelian obligasi, kenaikan suku bunga serta pengurangan posisi obligasi. Untuk program yang terakhir sepertinya akan dilaksanakan setelah kenaikan suku bunga dilakukan.

  • Data ketenagakerjaan bulan Desember telah dirilis, nonfarm payroll bertambah 199.000 vs ekspektasi 450.000. Sedangkan tingkat pengangguran kembali menurun hanya berada di level 3,9% vs 4,2% bulan November.

  •  Data bulan Desember yang kembali akan dirilis pekan ini adalah inflasi yang diprediksi tumbuh 7% yoy,serta penjualan retail yang diprediksi hanya tumbuh 0% secara bulanan vs 0,3% mom bulan November.

Zona Asia

  • Kondisi manufaktur China di Desember kembali berada di fase ekspansi yaitu di level 50,9 vs 49,9 bulan November.

  • Inflasi China bulan Desember akan dirilis pekan ini yang diprediksi tumbuh 1,8% yoy.

Zona Indonesia

  • Kondisi manufaktur Indonesia bulan Desember masih berada di fase ekspansi yaitu di level 53,5.

  •  Inflasi bulan Desember tumbuh 1,87% yoy/0,57% mom meningkat dibandingkan bulan November 1,75% yoy/0,37% mom.

  • Cadangan Devisa bulan Desember sedikit mengalami penurunan menjadi US$ 144,9 miliar vs 145,9 miliar November.

 

Market View:

IHSG selama sepekan ditutup menguat 1,82% WoW di level 6.701,32. IHSG kembali mencoba untuk mencapai level tertingginya dan seharusnya berhasil karena ekspektasi perbaikan ekonomi domestik yang didukung pula oleh pembelian bersih atas IHSG oleh asing pekan lalu. Asing mencatatkan pembelian bersih sebesar IDR 2,19T selama sepekan (inflowYTD: IDR 2,19 T). Pada pekan lalu, tiga sektor yang mencatatkan penguatan tertinggi adalah sektor teknologi,keuangan dan energi masing-masing sebesar sebesar 5,52%,4.11% dan 2,92% secara mingguan.


Pada tanggal 7 Januari 2022, yield benchmark SUN 5 tahun (FR0090) naik menjadi 5,23%, yield benchmark 10 tahun (FR0091) naik menjadi 6,44%, yield benchmark SUN 15 tahun (FR0093) naik menjadi 6,38% dan yield benchmark 20 tahun (FR0092) turun menjadi 6,97%. 

Untuk INDON 10 tahun (INDON 31), yield bergerak naik di level 2,35% dan yield US Treasury 10 tahun naik di 1.77% (dibandingkan dengan posisi per 30 Desember 2021 yaitu 2,14% dan 1,51%). Premi resiko Indonesia yang terefleksikan dalam CDS 5 tahun naik ke level 77.91 bps. Rupiah ditutup melemah 0,63 % WoW pada level 14,360.

Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 5 Januari 2022 tercatat sebesar IDR 895,76 Triliun atau  sebesar (19,14% dari total outstanding-nya) meningkat dibandingkan posisi per 30 Desember 2021 yaitu sebesar IDR 892,98  Triliun (19,75% dari total outstanding-nya).

 

Terkait adanya varian baru atas Covid-19 yang pertama kali diketahui berasal dari Afrika Selatan dan telah menyebar ke beberapa negara seperti Inggris, Jerman, Belgia hingga Hong Kong telah menekan pasar modal global khususnya saham termasuk IHSG. Pemerintah meyakinkan bahwa saat ini ketersediaan kapasitas laboratorium yang dimiliki Indonesia sangat mendukung untuk mengindentifikasi varian baru atas covid-19 sehingga langkah antisipatif dapat segera dilakukan. Untuk meminimalkan penyebaran varian baru atas covid-19  pemerintah menaikkan hari karantina atas kedatangan warga dari luar negeri menjadi 14 hari.  Harapannya gelombang ketiga atas covid-19 tidak terjadi di Indonesia sehingga ekspektasi perbaikan ekonomi di kuartal IV-21 dapat terealisasi.

 

Tetaplah berinvestasi!

 

Market Data:

JCI

Indonesia IDR
10yr (%)

Indon
10yr (%)

US Treasury
10yr (%)

USD/IDR

6,701

6,44

2,35

1,77

14,360


Economic Data:

Indonesia Neraca Perdagangan November (USD)

Indonesia Ekspor November (% YoY)

Indonesia Impor November (% YoY)

3,51 miliar

49,7

52,62