Artikel
Ulasan Pasar: Neraca perdagangan bulan Juni kembali mencatatkan surplus sebesar US$ 5,09 miliar
Berita Utama | 18-Jul-2022 12:04:23 - by boadmincontent

Zona Amerika

  • Inflasi bulan Juni tumbuh 9,1% secara tahunan tertinggi sejak November 1981. Pertumbuhan inflasi bulan Juni di atas ekspektasi sebesar 8.8%.

  • Data penjualan retail bulan Juni tumbuh 1% secara bulanan di atas ekspektasi pertumbuhan 0.8%. Pertumbuhan retail ini mengkonfirmasi bahwa permintaan konsumsi masih cukup kuat.

Zona Asia

  • Pertumbuhan ekonomi China kuartal II tumbuh 0,4% secara tahunan, pertumbuhan yang terlemah sejak adanya kontraksi ekonomi di Q1-2020 akibat adanya wabah covid-19.

Zona Indonesia

  • Neraca perdagangan bulan Juni kembali mencatatkan surplus sebesar US$ 5,09 miliar lebih tinggi dibandingkan surplus bulan Mei yang sebesar US$ 2,9 miliar. Peningkatan surplus disebabkan kenaikan ekspor sebesar 40,68% secara tahunan sedangkan aktivitas impor hanya tumbuh 21,98% secara tahunan.

  • Data penjualan retail bulan Mei hanya tumbuh 2,9% secara tahunan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 8,5% tahunan di bulan April. Pertumbuhan bulan ini merupakan yang terlemah sejak September 2021.

  • Bank Indonesia akan membahas kebijakan moneter pekan ini, diprediksi BI belum menaikkan suku bunga acuan.

Market View:

IHSG selama sepekan ditutup melemah 2,1% WoW di level 6.651,905. Pergerakan IHSG masih didominasi oleh sentimen negatif global khususnya dari AS yang masih tetap melakukan kebijakan ketat moneter untuk menurunkan tingkat inflasi. Dar domestik, akhir bulan emiten-emiten khususnya perbankan mulai merilis kinerja di kuartal II yang diprediksi akan membaik dibandingkan kuartal I, harapannya perbaikan kinerja emiten ini dapat memberikan efek positif bagi IHSG. Asing mencatatkan penjualan bersih sebesar IDR 1,70 T selama sepekan (inflow YTD: IDR 56,79 T). Pada pekan lalu, tiga sektor yang mencatatkan pelemahan tertinggi adalah sektor nonsiklikal, properti dan teknologi masing-masing sebesar -1,95%,-1,82% dan -1,48% secara mingguan.

Pada tanggal 15 Juli 2022, yield benchmark SUN 5 tahun (FR0090) naik menjadi 6,38%, yield benchmark 10 tahun (FR0091) naik menjadi 7,36%, yield benchmark SUN 15 tahun (FR0093) flat menjadi 7,33% dan yield benchmark 20 tahun (FR0092) naik menjadi 7,42%.

Untuk INDON 10 tahun (INDON 31), yield bergerak flat di level 4,57% dan yield US Treasury 10 tahun turun di 2,93% (dibandingkan dengan posisi per 8 Juli 2022 yaitu 4,57% dan 3,08%). Premi resiko Indonesia yang terefleksikan dalam CDS 5 tahun naik ke level 162.01 bps. Rupiah ditutup melemah 0,12 % WoW pada level 14,999.

Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 14 Juli 2022 tercatat sebesar IDR 764,06 Triliun atau  sebesar (15,65% dari total outstanding-nya) menurun dibandingkan posisi per 8 Juli 2022 yaitu sebesar IDR 771,71  Triliun (15,81% dari total outstanding-nya).

Kasus harian covid-19 akibat varian omicron cenderung mengalami penurunan, pemerintah tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan dan mempercepat proses vaksinasi. Beberapa negara di Eropa berencana untuk mencabut pembatasan sosial akibat adanya covid-19 karena dianggap varian omicron bukanlah ancaman yang serius. Indonesia bukan tidak mungkin mengikuti langkah yang sama namun akan diambil kebijakan setelah mendapatkan masukan dari pakar epidemiologi. Mobilitas masyarakat yang kembali normal akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tetaplah berinvestasi!

 

Market Data:

JCI

Indonesia IDR
10yr (%)

Indon
10yr (%)

US Treasury
10yr (%)

USD/IDR

6,651

7,36

4,57

2,93

14,999


Economic Data:

Indonesia Neraca Perdagangan Juni (USD)

Indonesia Ekspor Juni (% YoY)

Indonesia Impor Juni (% YoY)

5,09 miliar

40,68

21,98