Artikel
CIO Commentary: Melangkah Lanjut di 2024
Berita Utama | 04-Mar-2024 16:03:54 - by boadmincontent

Negara Indonesia telah merayakan pesta demokrasi akbarnya pada tanggal 14 Feb 2024 lalu, dimana rakyat Indonesia telah menggunakan hak pilih mareka dengan aman dan tertib untuk menentukan pemimpin nasional kita untuk 5-tahun ke depan.

Pada artikel ini ditulis (27 Feb), situs real-count KPU (https://pemilu2024.kpu.go.id/) menunjukkan bahwa Paslon-02 masih memimpin perhitungan suara yang masuk sebesar 58.84%. Dengan Paslon-02 masih unggul, investor global semakin positif bahwa: a) program-program pembangunan seperti hilirisasi mineral dan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan berlanjut terus dan b) akan ada smooth transitioning dalam pergantian kabinet menteri pemerintahan yang baru. Respons positif para investor global ini sudah terlihat jelas dari arus modal asing masuk ke pasar saham IHSG sebesar Rp 22 triliun Year-to-Date (YTD) per 26 Feb (berdasarkan data Bloomberg). Hal ini mendorong IHSG ke level 7,283 per tanggal 26 Feb. Kami melihat IHSG masih memiliki upside ke level 7,700 (base case) pada tahun 2024 yang didasari oleh: a) valuasi IHSG yang masih atraktif, b) pertumbuhan ekonomi sebesar 5% yang akan dimotori oleh bergeraknya kembali siklus investasi dan belanja modal oleh para pelaku bisnis dan investor, serta c) inflasi yang terkendali sampai akhir tahun 2024 ini.

Dari sisi pasar domestik obligasi, imbal hasil SBN relatif stabil pada bulan Feb di tengah global uncertainty yang masih tinggi. Imbal hasil SBN-10 tahun saat ini berada di level 6.6%, stabil dari level bulan Jan lalu. Hal ini dikarenakan masih tingginya minat investor domestik akan obligasi pemerintah Indonesia di tengah prospek penurunan suku bunga the Fed dan suku bunga acuan BI di pertengahan tahun 2024 ini. Dari Amerika, imbal hasil US Treasury pada bulan Feb naik sebanyak 40 bps dari level 3.9% menjadi 4.3% dikarenakan data inflasi Amerika bulan Jan yang kembali bergerak naik tipis ke level 3.1% vs 2.9%, ditambah dengan data ketenagakerjaan Amerika yang masih kuat. Mengacu pada ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed di pasar futures Amerika (berdasarkan CME's FedWatch Tool), para pelaku pasar melihat penurunan suku bunga the Fed akan terjadi di bulan Juni 2024 ini dengan probabilitas sebesar 52%.

Lebih lanjut, pada pertemuan Bank Indonesia (BI) di bulan Februari 2024 ini, BI juga mempertahankan BI-Rate pada level 6%. Keputusan ini konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stabilitas, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali pada level 2.5%±1% pada 2024. Salah satu upaya BI untuk memastikan inflasi tetap terkendali dan nilai tukar Rupiah tetap stabil adalah dengan menerbitkan berbagai instrumen moneter pro-market, seperti SRBI, SVBI, dan SUVBI. Ketiga instrumen ini diyakini mampu memperkuat pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri, seperti tercermin dari kepemilikan nonresiden pada instrumen SRBI yang mencapai IDR 89 triliun sejak diterbitkan pada tahun 2023 lalu.

Akhir kata, kita optimis bahwa perekonomian Indonesia tetap sehat dan resilient seiring kita berjalan memasuki bulan-bulan selanjutnya di tahun 2024 yang masih baru ini.