Artikel
Ulasan Pasar : IHSG Ditutup Menguat 0.23% WoW
Berita Utama | 04-Mar-2024 16:16:07 - by boadmincontent
Zona Amerika
  • Data pertumbuhan ekonomi kuartal IV untuk yang kedua kalinya telah dirilis, tumbuh 3.2% annualized vs 4.9% annualized kuartal III.
  • Data pertumbuhan bulanan untuk bulan Januari terkait atas pertumbuhan pendapatan personal dan pengeluaran personal telah dirilis masing-masing tumbuh 1%/0.2% vs pertumbuhan bulan Desember untuk pendapatan personal dan pengeluaran personal yang masing-masing tumbuh 0.3%/0.7%.
  • Pekan ini akan dirilis data ketenagakerjaan bulan Februari, untuk nonfarm payroll diprediksi bertambah 353.000 vs penambahan 200.000 bulan Januari sedangkan tingkat pengangguran bulan Februari berada di level 3.7% sama dengan bulan Januari.
  • Pimpinan the Fed akan memberikan testimoni pekan ini, seharusnya pernyataan tidak terlalu berbeda dengan hasil pertemuan the Fed di bulan Januari yang menyebutkan bahwa kebijakan moneter yang ketat telah mencapai puncaknya dan akan mengimplementasikan kebijakan moneter yang longgar namun tidak akan dalam waktu dekat harus berdasarkan data bahwa inflasi di kisaran 2%an akan dapat tercapai.
Zona China
Kondisi manufaktur bulan Februari masih berada di fase ekspansi di level 50.9 flat dibandingkan 50.8 bulan Januari. 

Zona Indonesia
  • Kondisi manufaktur bulan Februari masih berada di fase ekspansi 52.9 relatif flat dibandingkan 52.9 bulan Januari. 
  • Tingkat inflasi bulan Februari telah dirilis, secara tahunan dan bulanan masing-masing  tumbuh 2.75% yoy/0.37% mom vs 2.57% yoy/0.04% mom bulan Januari.
  • Cadangan devisa bulan Februari akan dirilis diprediksi sedikit mengalami penurunan atau berada di level US$ 144 miliar vs US$ 145.1 miliar bulan Januari. 
Market View:
IHSG selama sepekan ditutup menguat 0.23% WoW di level 7.311,907. IHSG masih berusaha untuk menembus level 7400an, pekan ini dari domestik relatif minim sentimen kecuali beberapa emiten masih akan merilis kinerjanya di tahun 2023. Data global khususnya US berupa data ketenagakerjaan bulan Februari akan dirilis yang seharusnya akan memberikan rasa kepercayaan kepada pasar bahwa kebijakan moneter longgar akan diimplementasikan setidaknya mulai bulan Juni 2024. Meski relatif minim sentimen pekan ini, harapannya IHSG masih akan tetap berada di zona positif karena Indonesia akan mulai memasuki periode puasa dan lebaran yang mendukung beberapa kinerja emiten seperti sektor konsumsi dan telekomunikasi.  Asing mencatatkan penjualan  bersih sebesar IDR 3.03 T selama sepekan (inflow YTD: IDR 18.06 T). Pada pekan lalu, tiga sektor yang mencatatkan penguatan tertinggi adalah sektor infrastruktur,industrial dan konsumer non siklikal masing-masing sebesar 2.32%, 1.12% dan 0.85% secara mingguan.

Pada tanggal 1 Maret 2024, yield benchmark SUN 5 tahun (FR0101) flat menjadi 6,48%,yield benchmark 10 tahun (FR0100) naik menjadi 6,61%, yield benchmark SUN 15 tahun (FR0098) flat menjadi 6,78% dan yield benchmark 20 tahun (FR0097) flat menjadi 6,83%.
Untuk INDON 10 tahun (INDON 34), yield bergerak flat di level 5,02% dan yield US Treasury 10 tahun turun di 4,18% (dibandingkan dengan posisi per 23 Februari 2024 yaitu 5,07% dan 4,25%). Premi resiko Indonesia yang terefleksikan dalam CDS 5 tahun naik ke level 68.95 bps. Rupiah ditutup melemah 0,68% WoW pada lev9el 15.704.

Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 29 Februari 2024 tercatat sebesar IDR 837.13 Triliun atau sebesar (14,47% dari total outstanding-nya) meningkat dibandingkan posisi per 22 Februari 2024 yaitu sebesar IDR 836.19  Triliun (14,56% dari total outstanding-nya). 
The Fed telah mengindikasikan kebijakan moneter yang longgar di tahun 2024 atau adanya penurunan suku bunga sebanyak tiga kali yang akan berdampak positif bagi pasar finansial dunia termasuk Indonesia. Tampaknya AS akan lebih mengalami soft landing karena untuk tahun 2023 ekonomi diprediksi masih tumbuh 2.6% yoy sedangkan tahun 2024 diprediksi tumbuh 1.4% yoy. Bank Indonesia juga diprediksi akan mengimplementasikan kebijakan moneter yang longgar di tahun 2024 yang akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.  Pasar obligasi akan bereaksi positif terlebih dahulu akibat perbaikan kondisi makro-ekonomi yang akan diikuti positifnya kinerja di IHSG. 

Tetaplah berinvestasi!