Mohon tunggu, kami sedang memproses pembayaran Anda.
Mohon untuk tidak menutup atau melakukan reload halaman ini.
Terima Kasih.
Zona Amerika
Data penjualan retail bulan Juli tumbuh 0% secara bulanan di bawah ekspektasi pertumbuhan 0,1% secara bulanan.
Hasil pertemuan the Fed menyebutkan bahwa tetap akan agresif untuk menaikkan suku bunga acuan agar inflasi 2% tetap tercapai. Kedepannya tingkat kenaikan yang agresif akan berkurang untuk melihat efek kenaikan suku bunga pada pertumbuhan ekonomi dan target inflasi.
Pertumbuhan ekonomi kuartal II untuk data yang kedua akan dirilis pekan ini, diprediksi kontraksi -0,8% annualized vs kontraksi kuartal I sebesar -1,6% annualized.
Pimpinan the Fed akan memberikan pidato pekan ini, seharusnya tidak terlalu berbeda dengan pernyataan terakhir bahwa besaran kenaikan suku bunga akan tergantung data ekonomi.
Zona Asia
Produksi industrial China bulan Juli telah dirilis, hanya tumbuh 3,8% secara tahunan di bawah ekspektasi pertumbuhan 4,6% yoy.
Zona Indonesia
Neraca perdagangan bulan Juli masih tercatat surplus US$ 4,22 miliar di atas ekspektasi surplus US$ 3,93 miliar. Ekspor dan impor bulan Juli masing-masing tumbuh sebesar 32,03% yoy dan 39,86% yoy.
Neraca transaksi berjalan Indonesia kuartal II masih tercatat US$ 3,9 miliar (1,1% terhadap GDP) vs surplus US$ 0,4 miliar di kuartal I (0,1% terhadap GDP).
Bank Indonesia akan mengadakan pertemuan pekan ini diperkirakan belum ada kenaikan suku bunga acuan.
Market View:
IHSG selama sepekan ditutup menguat 1,24% WoW di level 7.172,434. Pasar global khususnya AS mulai kembali berada di zona negatif akibat mulai bergerak sesuai dengan ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed di bulan September sebesar 75 bps IHSG potensi mengikuti pergerakan global di zona negatif karena minimnya katalis dari data makro ekonomi serta berdasarkan teknikal potensi mengalami koreksi setelah selama 5 pekan terakhir berada di zona positif. Asing mencatatkan pembelian bersih sebesar IDR 2,99 T selama sepekan (inflow YTD: IDR 62,52 T). Pada pekan lalu, tiga sektor yang mencatatkan penguatan tertinggi adalah sektor energi, properti dan nonsiklikal masing-masing sebesar 3,24%,2,80% dan 1,32% secara mingguan.
Pada tanggal 19 Agustus 2022, yield benchmark SUN 5 tahun (FR0090) naik menjadi 6,35%, yield benchmark 10 tahun (FR0091) naik menjadi 7,06%, yield benchmark SUN 15 tahun (FR0093) naik menjadi 7,0% dan yield benchmark 20 tahun (FR0092) flat menjadi 7,12%.
Untuk INDON 10 tahun (INDON 32), yield bergerak naik di level 4,09% dan yield US Treasury 10 tahun naik di 2,98% (dibandingkan dengan posisi per 12 Agustus 2022 yaitu 3,95% dan 2,84%). Premi resiko Indonesia yang terefleksikan dalam CDS 5 tahun naik ke level 110.95 bps. Rupiah ditutup melemah 1,3 % WoW pada level 14,858.
Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 18 Agustus 2022 tercatat sebesar IDR 768,31 Triliun atau sebesar (15,64% dari total outstanding-nya) meningkat dibandingkan posisi per 12 Agustus 2022 yaitu sebesar IDR 765,65 Triliun (15,58% dari total outstanding-nya).
Kasus harian covid-19 akibat varian omicron cenderung mengalami penurunan, pemerintah tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan dan mempercepat proses vaksinasi. Beberapa negara di Eropa berencana untuk mencabut pembatasan sosial akibat adanya covid-19 karena dianggap varian omicron bukanlah ancaman yang serius. Indonesia bukan tidak mungkin mengikuti langkah yang sama namun akan diambil kebijakan setelah mendapatkan masukan dari pakar epidemiologi. Mobilitas masyarakat yang kembali normal akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tetaplah berinvestasi!
Market Data:
JCI | Indonesia IDR | Indon | US Treasury | USD/IDR |
7,172 | 7,06 | 4,09 | 2,98 | 14,858 |
Economic Data:
Indonesia Neraca Perdagangan Juli (USD) | Indonesia Ekspor Juli (% YoY) | Indonesia Impor Juli (% YoY) |
4,22 miliar | 32,03 | 39,86 |