Mohon tunggu, kami sedang memproses pembayaran Anda.
Mohon untuk tidak menutup atau melakukan reload halaman ini.
Terima Kasih.
Zona Amerika
- Data pertumbuhan ekonomi kuartal III untuk data yang pertama akan dirilis pekan ini, diprediksi tumbuh 3% annualized vs 3% annualized kuartal II.
- Data pendapatan dan pengeluaran personal bulan September akan dirilis, masing-masing diprediksi tumbuh 0.4% mom vs pertumbuhan 0.2% mom bulan Agustus.
- Data ketenagakerjaan bulan Oktober akan dirilis, nonfarm payroll diprediksi bertambah 140.000 vs penambahan 254.000 bulan September. Sedangkan tingkat pengangguran bulan Oktober diprediksi stagnan di level 4.1%
Zona China
- Kondisi manufaktur bulan Oktober akan dirilis, diprediksi masih di fase kontraksi di level 49.5 vs 49.3 bulan September.
Zona Indonesia
- Suplai uang yang masuk dalam kategori M2 tumbuh 7.2% yoy di bulan September, pertumbuhan yang hampir sama di bulan Agustus sebesar 7.3% yoy. Selama ada pertumbuhan mengindikasikan bahwa aktivitas konsumsi masyarakat masih dalam tren yang positif.
- Kondisi manufaktur bulan Oktober akan dirilis diprediksi masih berada di fase kontraksi di level 49an vs 49.2 bulan September.
- Inflasi bulan Oktober akan dirilis, diprediksi tumbuh 1.7% yoy/0% yoy vs pertumbuhan bulan September yang tumbuh 1.84% yoy/-0.12% mom.
Market View:
IHSG selama sepekan ditutup melemah 0.84% WoW di level 7.694,660. IHSG seharusnya mengalamirebound pekan ini karena emiten-emiten akan merilis kinerjanya selama 9 bulan terakhir, diproyeksi kinerja emiten-emiten akan sesuai dengan ekspektasi konsensus. Asing mencatatkan penjualan bersih sebesar IDR 3.62 T selama sepekan (inflow YTD: IDR 40.91 T). Pada pekan lalu, tiga sektor yang mencatatkan pelemahan tertinggi adalah sektor infrastruktur, kesehatan dan properti masing-masing sebesar -2.34%, -1.95%, dan -1.86% secara mingguan.
Untuk INDON 10 tahun (INDON 34), yield bergerak naik di level 4,95% dan yield US Treasury 10 tahun naik di 4,23% (dibandingkan dengan posisi per 18 Okt 2024 yaitu 4,83% dan 4,08%). Premi resiko Indonesia yang terefleksikan dalam CDS 5 tahun flatke level 68.83 bps. Rupiah ditutup melemah 1,06% WoW pada level 15.647.
Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 24 Oktober 2024 tercatat sebesar 889.37 Triliun atau sebesar (15,05% dari total outstanding-nya) flatdibandingkan posisi per 18 Oktober 2024 yaitu sebesar IDR 889.23 Triliun (15,06% dari total outstanding-nya).
The Fed telah mengimplementasikan kebijakan moneter yang longgar di tahun 2024 untuk pertama kalinya di bulan September dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 bps. Meski penurunan suku bunga acuan cukup banyak sebesar 50 bps, tampaknya AS masih tetap mengalami soft landing karena untuk tahun 2024 ekonomi diprediksi masih tumbuh 2.1% yoy sedangkan tahun 2025 diprediksi tumbuh 2% yoy. Bank Indonesia juga diprediksi akan mengimplementasikan kebijakan moneter yang longgar di tahun 2024 yang akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasar obligasi akan bereaksi positif terlebih dahulu akibat perbaikan kondisi makroekonomi yang akan diikuti positifnya kinerja di IHSG.
Market Data:
JCI | Indonesia IDR | Indon | US Treasury | USD/IDR |
7,694 | 6,69 | 4,95 | 4,23 | 15.647 |
Economic Data:
Indonesia Neraca Perdagangan September (USD) | Indonesia Ekspor September (% YoY) | Indonesia Impor September (% YoY) |
3,26 miliar | 6,44 | 8,55 |